Tidak semua yang aku tulis adalah aku, dan tidak semua yang kamu baca adalah kamu. Not Allowed to Copy Paste ^)^

Sunday, September 27, 2015

Ms.Bling-Bling

Posted by Ulfi_Adelia at 4:57 AM
Di kamar yang penuh dengan hiasan bling-bling dengan warna cat tembok full color hiasan jendela yang cukup silau jika terpancar matahari., cika mulai menyiapkan diri untuk ke kampus. Diambilnya selembar kaos pink yang terkesan "Jreeng"menurut kaum fashion konservatif kemudian dipadukannya jeans hitam gombrang.
"Sepertinya sudah oke, eeehmm sisa aksesoris gelangnya"guman cika sambil mencari gelang-gelang pink yang sesuai dengan apa yang dikenakannya.

Ini adalah hari pertama untuk tahun ajaran baru di kampus bagi cika yang sudah dua bulan libur. Yang bagi cika, itu adalah waktu yang cukup lama tanpa beraktivitas di kampus. Selain karena penerimaan mahasiswa baru ditambah dengan liburan Ramadhan. Jadi bertambah lama pula liburnya.
"Lama bener kamu dandan cika.. ayoo cepat, kakak kamu sudah nunggu." Kata mama yang tiba-tiba masuk"
"Yang sabar ma.. Cika masih dandan nie.Suruh saja kakak duluan kalau lagi terburu-buru. Biar cika telpon nina untuk jemput" Kata cika sambil merapikan jilbabnya.
"Kamu, mau ke kampus saja, dandanmu seperti kondangan saja. Mama suruh kakak duluan yah."
"Iya ma.."
Cika meraih hapenya untuk nelpon nina, sahabat nya.
"Assalamualaikum nin, kamu dimana? dah dikampus apa blom?" tanya cika
"Aku masih dirumah. Knp? mau dijemput?" Jawab nina
"Heheeh. tau aja. Jemput aku yah dirumah. kita kan bestfriend" pinta cika
"Oke, Miss Bling Bling" ejek nina dengan julukan populer cika di kampus

30 menit cika menunggu di depan televisi, tiba-tiba bunyi klakson motor terdengar dari luar. Suara klakson yang tak asing lagi bagi cika. Cika segera menuju keluar. Diluar ada nina yang sedang menunggu di motor metiknya berwarna merah hitam.
"Yuk kita cabutt" kata nina
"Iya nin, aku pamit dulu ke mama yah" kata cika
"Nggak pake lama yah" kata nina.
"Oke-oke bu nina" guman cika.
Cika mencari mamanya yang masih sibuk di dapur untuk pamit.
"Mah, cika pamit yah. Assalamualaikum" pamit cika sambil nyium tangan mamanya.
"Hati-hati nak. Waalaikumusalam" kata mama

Cika dan nina pun tiba dikampus. di kampus ada beberapa teman mereka yang sudah datang. Hari ini adalah dimana proses belajar-mengajar masih belum aktif. Masih masa penyambutan buat maba tahun ini.
"Hai cika, nina" sapa Sarah
"Selamat pagi miss bling bling" Sapa riko sambil mengejek julukan cika.
"Hai Sarah.!! balas cika dan nina
"Apaan sih kamu riko" balas cika
"Sejak kapan kalian datang? rajin amat ke kampus" tanya cika
"Iyalah, kan nyambut maba, siapa tau ada yang kecantol. dari tadi miss bling bling" jawab riko.
"Eeehmm maunya.. Yang lain pada kemana?" tanya cika
"Tuh lagi nonton penyambutan maba" ujar riko
"Nina,Sarah sana yukk" Ajak cika
 Lah trus aku gimana?" tanya riko
"Disini aja kamu, melototin cewek" ejek cika
"Iya. Hahahaha" balas nina dan Sarah

Mereka pun menuju ke kumpulan teman yang lainnya untuk bergabung meihat penyambutan mahasiswa baru yang siap dikader nanti. Dalam ruangan itu, ada Rian yang sedang berbicara di depan banyak maba fakultas teknik. Di fakultas ini memang dimayoritasi oleh kaum adam dibanding kaum hawa.Maka tak heran jika "Kaum Hawa" termasuk barang langka di fakultas ini. Hanya di jurusan cika lah yang jumlah kaum hawanya lumayan yaitu arsitektur. Di fakultas inipun sangat disiplin dari urusan tugas-tugas, sampe dandanan pun diatur, apalagi bagi perempuan yang masih berbau "Maba" kalau dandan berlebih saja, tunggu aja dihadang sama senior cewek yang ngasih tau kalau nie fakultas bukan fakultas fashion. Hal sama juga yang pernah dialami cika yang memang gemar dandan bling-bling. tapi cika ngotot tetap dengan penampilannya yang kerlap-kerlip sampe si senior-seniornya nyerah juga negur cika. Alhasil cika pun mendapat predikat "Miss Bling Bling" di kampus.

"Cika.. tuh ada senior idola kamu lagi bicara di depan" Ujar Nina..
"Iya., mata gue langsung adem liatnya nin. Sumpahh kak rian tuh aura karismatiknya bikin hati aku meleleh" kata cika
"hhuffhh penggemar yang tak dianggap" ejek Sarah
"Biarin, yang penting bisa ngeliat wajah kak rian, bikin nie kampus jadi adem" ujar cika
"Kamu siih, coba deh lancarkan pedekatemu sama dia. Jangan cuman jadi punuk merindukan bulan dong cika" Kata nina
"Aku malu nin. Kamu liat aja dia banyak yang deketin. Bukan hanya di fakultas ini, fakultas lain juga pada ngincar dia dengan berbagai trik pedekate yang jitu. Nah aku?" ujar cika dengan pasrah
"Ya udah, mungkin memang takdirmu cuman jadi penggemar rahasia doang" ujar Sarah
"Kamu ngejek aku yah" kata cika dengan wajah sedikit menjengkelkannya ke Sarah

Rian adalah senior cika di kampus, mahasiswa tingkat akhir yang masih sibuk dengan studi akhirnya serta masih aktif di lembaga-lembaga internal dan eksternal kampus. Cukup ganteng dari segi wajah,
dengan postur tubuh yang tinggi,dan tegap, kulit sawo matang bersih. Tampak berwibawa, ramah, baik, tenang, dengan kecerdasan diatas rata-rata, serta memegang peranan penting di beberapa lembaga kampus. Itulah sosok Rian versi cika dan gadis-gadis yang mengaguminya tentunya.

Siang berganti senja. berarti matahari hendak kembali ke peristirahatannya. Cika pun kembali pulang kerumahnya bersama dengan nina.
"Cik., aku nginap yah dirumah kamu, Orang dirumah pada ke kampung, ada acara keluarga. Malas sendiri dirumah. Nginap yah" minta nina
"Oke bos. apa sih yang nggak buat bestfriend" ujar cika
"Habis magrib aku kerumah kamu" kata nina
Cika pun tiba di rumah
"Assalamualaikum" salam cika
"Sudah pulang, ganti baju cepat sana, trus sholat" ujar mama
"Iya mamaku sayang" ujar cika
Jam 7 lewat seperempat. Nina datang membawa dirinya dan beberapa perlengkapannya, yang cukup simpel untuk ukuran cewek. Maklum nina sosok yang jauh berbeda dengan cika yang girly. Nina dengan pembawaan yang sedikit tomboy, dengan ransel di punggungnya, sepatu converse, kemeja kotak-kotak atau kaos panjang oblong dan jeans panjang. yang menjadi gaya andalannya. Dua sosok sahabat yang jauh berbeda karakter dan penampilan.
"Aku kalau masuk nih kamar, mata jadi silau cik" Kata nina
"Baguslah, jadi mata kamu jadi segar. Hahahaaha" ujar cika
"Huuftt semester baru, dan tumpukan tugas yang baru juga nantinya. Perlu persiapan amunisi nih cik. Hahahaha" kata nina
"Iya tapi tak apalah yang penting di kampus masih bisa liat tuh idola aku" Ujar cika dengan genitnya
"Kak rian lagi, kak rian lagi. Kayaknya di otak kamu tuh sudah bersemayan sosknya kak rian" ejek nina
"Gitulah nin, eehh aku mo nanya kalau diliat-liat dari tipikal kak rian, dia itu tertarik sama cewek gimana sih?. Kamu kanpaling ahli dalam masalah ini nin." Puji cika
"Yah tentu saja sama cewek yang nggak norak sepertimu. Yang sederhana, feminim, dan cerdas seperti dia.Hahahaaha..:Jawab nina
"Eeehhmm sepertinya. Aku jadi minder. liat aja nin berapa banyak yang dah deketin lebih oke daripada aku tapi tidak ada yang ampuh. Dari senior, anak kampus laen, anak fakultas laen. Heran aja. Apa dah ada yang punya yah?? Ujar cika
"Ahh nggak mungkin, teman-temannya bilang dia mah masih single alias jomblo. Gitu aja mungkin orangnya. Milih-milih cewek" Jawab Nina.
"Jadi aku harus apa dong" tanya cika
"Ubah tuh penampilan ngejreng kamu, aku saja aneh liatnya apalagi cowok idaman kamu ituh" Ujar nina
"Ah, nggak mau ahh. Harus terima aku apa adanya" Jawab cika
"Hahahahah. Yang sabar yah." Ejek nina.

Hari-demi haripun telah berlalu, cika larut dengan kesibukan kuliah dan aktivitas organisasi yang padat. Dengan tumpukan tugas-tugas, kertas, pulpen, penggaris, coreldraw, Arcgis, dan sejenisnya.
Hingga pada suatu waktu cika dihadapkan dalam sebuah aktivitas yang mengharuskan dia intens bertemu dengan si pujaan hatinya Rian. Bersama dengan teman angkatannya dan tentunya sahabat-sahabatnya nina dan Sarah.
"Kesempatan memang tidak pernah hilang, justru datang sendirinya. Aku punya kesempatan dekat sama kak rian. Bayangin kan." Ujar cika dengan sumringah.
"Iya, kesempatan cik buat kamu. pedekate. Jangan dilewatkan" ujar Sarah.
"Bagus juga dia jadi ketua kegiatan pameran arsitektur ini. Jadi bisa berlama-lama natap tuh wajah" Kata cika
"Semangat ngejar cinta idola. Hahahaha" ejek nina
"Teruskan perjuangan cintamu kawan" Support Sarah

Ini adalah sebuah keuntungan buat cika melakukan aksi pendekatan dengan Rian sang pujaan hati. Cika jadi lebih bertanggung jawab dengan kegiatan, rajin mengikuti  rapat kegiatan, penggalangan dana, sampe urusan kecilpun yang melibatkan Rian pasti disikatnya. Hanya untuk mendapatkan perhatian si senoirnya itu. Sahabt-sahabatnya pun dibuat keheranan dengan sikap cika yang berubah drastis yaitu "Mendadak aktif di kegiatan lembaga" Hingga kegiatan itupun selesai. Hingga suatu hari Rian menyapa terlebih dahulu Cika dengan ramah. Hal yang tak biasa dilakukan oleh seniornya itu terhadap perempuan.
"Hai cika, gimana kabar kamu? Sombong amat sih" Ujar kak Rian
"Hai kak, baik kak. Aku nggak sombong kok kak" Jawab cika dengan perasaan deg degan.
"Punya waktu nggak hari minggu, ada seminar di Auditorium. Mau ikut? Ajak Rian
"Hah??? Minggu., ada kak. Iya aku mau kak." Dengan sedikit kikuk cika menjawab dengan rona pipi yang mulai memerah.
"Kita ketemuan disana yah, jam 8. Makasih cika." kata Rian dengan wajahnya yang berseri

Sejenak Cika berdiri kikuk, tak menyangka barusan Rian mengajaknya. Hingga panggilan sahabat-sahabatnyapun diacuhkannya. Ada guratan malu-malu, senang, serta rona pipih yang memerah di wajah cika.
"Hei, kamu tuh dipanggil nggak nyahut-nyahut." Sahut nina
"Iya nih. apaan sih.?Seneng banget" tanya Sarah
"Hehehe eehh sorry sorry. Kalian tau nggak, Kak rian ngajak aku ke seminar berdua!!!" Kata cika dengan gembira.
"Wah wah ada perkembangan nih." Jawab Sarah
"Bagus bagus. Lanjutkan. Hahahaha" ujar Nina
"Sar, bantu aku yah dandan yang simple tapi girly. Kamu kan ahlinya" ujar Cika
"Jadi kmu mau ninggalin gaya bling-bling kamu.?" tanya Nina
"Ya iyalah Nin. Masa' aku harus dandan kayak tante-tante." Ujar Cika
"Lahh baru nyadar" ejek Nina
"Oke-oke miss bling-bling" Jawab Sarah
"Makasih sayang-sayang" Ujar Cika dengan Bahagia.

Hari minggu, Cika pergi dengan gaya sederhana namun terlihat feminin, jauh dari kata "ngejreng" yang biasa di dirinya. Dan pada hari itu, predikat "Miss Bling-Bling" terlepas dari dirinya.
Hingga orang-orang dirumahnya pun dibuat heran dengan gaya barunya.
Sesampai di tempat, tampak Rian sudah menunggu.Dengan jarak 70 meter Cika sudah mampu mengenal sosok pujaan hatinya. Dengan setelan kemeja hitam khas anak teknik dan jeans hitam. Hati Cika berdebar dengan kencang, hingga tangannya pun berkeringat. Rian sudah terenyum menatapnya. Mereka memasuki ruangan auditorium. Tampak suasana auditurium dipenuhi orang-orang yang hendak menonton seminar Arsitektur yang dibawakan oleh salah satu arsitek terkenal Indonesia dan tokoh arsitek luar negeri. Beberapa saat mereka berbincang hanya sekedar basa basi untuk menghangatkan suasana yang kikuk karena Cika yang terlalu malu dan deg-degan sehingga ingin batuk saja susah.
"Gaya bling-bling kamu mana cika? Biasanya dengan gaya itu.Hehehehe" Ujar Rian
"Dah bosan kak dengan gaya tuh, coba yang simple aja. "Jawab Cika dengan malu-malu
"Padahal unik loh." Jawab Rian
"Hehehe. Iya kak" Balas Cika
"Eehh., kamu sama-sama terus yah sama geng kamu" celoteh Rian
"Kadang-kadang juga nggak bareng kak. Kalau ada kesibukan masing-masing" Jawab Cika
"Ooh gitu yahh. Biasanya cuman Sarah dan Nina yang sering aku liat, karena sering aktif di lembaga" ujar Rian
"Oohh Sarah dan Nina  kak. Iya emang dia gitu kak.." Jawab Cika
"Trus kamu? gimana?. Habis ini kita lunch bareng yah. ujar Rian
"Hehehe tergantung moodnya kak, kalau lagi mau sibuk di lembaga. iya kak" jawab Cika malu-malu

Acaranya pun selesai. Mereka kemudian menuju salah satu resto yang cukup favorit dikalangan muda. Tempatnya sangat cozy dengan nuansa "Romantic". Penataan ruangan yang nyaman dan hiasan-hiasan yang cantik. Siapapun cewek yang lagi proses pedekate dibawa kesini, pasti akan mengira bakalan ditembak sama si cowok. Begitu pula dengan perkiraan Cika, yang berfikir akan ditembak di resto ini.
Jantung Cika masih berdegup kencang, tambah kencang tak seperti sebelumnya. Pipihnya pun sudah merona merah tanda tersipu malu. Pikirannya sampe hilang konsentrasi hingga nyaris menabrak tembok tepat di depannya karena terus menunduk. Rian memilih meja tepat disamping jendela dan dibelakangnya dihiasi bunga-bunga. Cukup memperkuat dugaan cika. Merekapun duduk dan tampak terlihat kikuk sama sekali. Sesekali memandang keluar jendela untuk menghindari deg-degan agar tak terlalu nampak.
Rian memulai dengan pembicaraan, dengan diawali batuk kecil sebagai aba-aba "Sudah cukup malu-malunya, mari kita bercakap"
Rian banyak menanyakan hal tentang Cika. baik itu seputar mata kuliah, dosen-dosen killer, hubungan pertemanannya, aktivitas hariannya, hingga keluarganya. Percakapan itu berlangsung dengan santai dengan sesekali candaan satu sama lain. Hingga Rian mengutarakan sesuatu. Dengan serius dan memandangi cika dengan tajam, membuat cika jadi salah tingkah.
"Cika., menurut dek, kak gimana sih?" tanya Rian
"Menurut aku kakak baik kok, cerdas, dan ramah" kata Cika malu-malu.
"Ooh gitu" guman Rian
"Iya kak," ujar Cika.
Wajah Cika seketika memerah, dan fikiran jika "Kak Rian bakalan nembak dirinya" makin menjadi-jadi. Dilihat dari sorot mata idolanya itu menatap Cika yang tajam.
"Gini Cika, sebenarnya eehh... sebenarnya" ucap Rian

Dalam hati Cika terus berguman "Ayo kak, utarakan, aku pasti bilang iya!!"
"Sebenarnya apa kak?" tanya cika
"Eehhmm sebenarnya kakak suka de.. dengan.." ujar Rian malu-malu
"Siapa kak?" tanya Cika
"...SARAH.." kata Rian dengan deg-degan
Seketika hati Cika jadi kaku sekaku batu., kakinya sulit bergerak. bibirnya tak mampu berkata apapun. Apa dipikirkannya jauh dari kenyataan. Ternyata Sang Idolanya menyukai sahabatnya sendiri yaitu Sarah.
"Sebenarnya, kakak sudah lama suka dengan temanmu Cika, tapi kak Rian nggak tau harus mulai dari mana deketinnya. Cika orang yang dekat dengan Sarah, dan kakak liat orangnya supel. Jadi kakak pikir, mungkin cika bisa bantuin kakak. Bisakan?" ujar Rian
"Ehh.. Iy.iya kak" jawab Cika dengan kaku dan sedikit jutek
"Hehehe makasih Cika yang cantik" puji Rian
Makanan pun sudah datang.. Tapi nafsu makan cika sudah hilang, makanan itu serasa sudah tak mampu masuk di tenggorokan cika akibat penuturan Rian yang bagaikan sambaran petir buat hatinya. Cika serasa ingin segera beranjak dari tempat itu, menangis sejadi-jadinya dikamar, menyesal atas rasa pedenya yang terlalu tinggi. Menghapus jejak sang idola dalam hati.
Dan terlebih menyakitkan dia harus menjadi mak comblang antara sahabat dan pujaan hatinya..



SELAMAT MEMBACA ^0^






0 comments:

Post a Comment

>

Sunday, September 27, 2015

Ms.Bling-Bling

Posted by Ulfi_Adelia at 4:57 AM
Di kamar yang penuh dengan hiasan bling-bling dengan warna cat tembok full color hiasan jendela yang cukup silau jika terpancar matahari., cika mulai menyiapkan diri untuk ke kampus. Diambilnya selembar kaos pink yang terkesan "Jreeng"menurut kaum fashion konservatif kemudian dipadukannya jeans hitam gombrang.
"Sepertinya sudah oke, eeehmm sisa aksesoris gelangnya"guman cika sambil mencari gelang-gelang pink yang sesuai dengan apa yang dikenakannya.

Ini adalah hari pertama untuk tahun ajaran baru di kampus bagi cika yang sudah dua bulan libur. Yang bagi cika, itu adalah waktu yang cukup lama tanpa beraktivitas di kampus. Selain karena penerimaan mahasiswa baru ditambah dengan liburan Ramadhan. Jadi bertambah lama pula liburnya.
"Lama bener kamu dandan cika.. ayoo cepat, kakak kamu sudah nunggu." Kata mama yang tiba-tiba masuk"
"Yang sabar ma.. Cika masih dandan nie.Suruh saja kakak duluan kalau lagi terburu-buru. Biar cika telpon nina untuk jemput" Kata cika sambil merapikan jilbabnya.
"Kamu, mau ke kampus saja, dandanmu seperti kondangan saja. Mama suruh kakak duluan yah."
"Iya ma.."
Cika meraih hapenya untuk nelpon nina, sahabat nya.
"Assalamualaikum nin, kamu dimana? dah dikampus apa blom?" tanya cika
"Aku masih dirumah. Knp? mau dijemput?" Jawab nina
"Heheeh. tau aja. Jemput aku yah dirumah. kita kan bestfriend" pinta cika
"Oke, Miss Bling Bling" ejek nina dengan julukan populer cika di kampus

30 menit cika menunggu di depan televisi, tiba-tiba bunyi klakson motor terdengar dari luar. Suara klakson yang tak asing lagi bagi cika. Cika segera menuju keluar. Diluar ada nina yang sedang menunggu di motor metiknya berwarna merah hitam.
"Yuk kita cabutt" kata nina
"Iya nin, aku pamit dulu ke mama yah" kata cika
"Nggak pake lama yah" kata nina.
"Oke-oke bu nina" guman cika.
Cika mencari mamanya yang masih sibuk di dapur untuk pamit.
"Mah, cika pamit yah. Assalamualaikum" pamit cika sambil nyium tangan mamanya.
"Hati-hati nak. Waalaikumusalam" kata mama

Cika dan nina pun tiba dikampus. di kampus ada beberapa teman mereka yang sudah datang. Hari ini adalah dimana proses belajar-mengajar masih belum aktif. Masih masa penyambutan buat maba tahun ini.
"Hai cika, nina" sapa Sarah
"Selamat pagi miss bling bling" Sapa riko sambil mengejek julukan cika.
"Hai Sarah.!! balas cika dan nina
"Apaan sih kamu riko" balas cika
"Sejak kapan kalian datang? rajin amat ke kampus" tanya cika
"Iyalah, kan nyambut maba, siapa tau ada yang kecantol. dari tadi miss bling bling" jawab riko.
"Eeehmm maunya.. Yang lain pada kemana?" tanya cika
"Tuh lagi nonton penyambutan maba" ujar riko
"Nina,Sarah sana yukk" Ajak cika
 Lah trus aku gimana?" tanya riko
"Disini aja kamu, melototin cewek" ejek cika
"Iya. Hahahaha" balas nina dan Sarah

Mereka pun menuju ke kumpulan teman yang lainnya untuk bergabung meihat penyambutan mahasiswa baru yang siap dikader nanti. Dalam ruangan itu, ada Rian yang sedang berbicara di depan banyak maba fakultas teknik. Di fakultas ini memang dimayoritasi oleh kaum adam dibanding kaum hawa.Maka tak heran jika "Kaum Hawa" termasuk barang langka di fakultas ini. Hanya di jurusan cika lah yang jumlah kaum hawanya lumayan yaitu arsitektur. Di fakultas inipun sangat disiplin dari urusan tugas-tugas, sampe dandanan pun diatur, apalagi bagi perempuan yang masih berbau "Maba" kalau dandan berlebih saja, tunggu aja dihadang sama senior cewek yang ngasih tau kalau nie fakultas bukan fakultas fashion. Hal sama juga yang pernah dialami cika yang memang gemar dandan bling-bling. tapi cika ngotot tetap dengan penampilannya yang kerlap-kerlip sampe si senior-seniornya nyerah juga negur cika. Alhasil cika pun mendapat predikat "Miss Bling Bling" di kampus.

"Cika.. tuh ada senior idola kamu lagi bicara di depan" Ujar Nina..
"Iya., mata gue langsung adem liatnya nin. Sumpahh kak rian tuh aura karismatiknya bikin hati aku meleleh" kata cika
"hhuffhh penggemar yang tak dianggap" ejek Sarah
"Biarin, yang penting bisa ngeliat wajah kak rian, bikin nie kampus jadi adem" ujar cika
"Kamu siih, coba deh lancarkan pedekatemu sama dia. Jangan cuman jadi punuk merindukan bulan dong cika" Kata nina
"Aku malu nin. Kamu liat aja dia banyak yang deketin. Bukan hanya di fakultas ini, fakultas lain juga pada ngincar dia dengan berbagai trik pedekate yang jitu. Nah aku?" ujar cika dengan pasrah
"Ya udah, mungkin memang takdirmu cuman jadi penggemar rahasia doang" ujar Sarah
"Kamu ngejek aku yah" kata cika dengan wajah sedikit menjengkelkannya ke Sarah

Rian adalah senior cika di kampus, mahasiswa tingkat akhir yang masih sibuk dengan studi akhirnya serta masih aktif di lembaga-lembaga internal dan eksternal kampus. Cukup ganteng dari segi wajah,
dengan postur tubuh yang tinggi,dan tegap, kulit sawo matang bersih. Tampak berwibawa, ramah, baik, tenang, dengan kecerdasan diatas rata-rata, serta memegang peranan penting di beberapa lembaga kampus. Itulah sosok Rian versi cika dan gadis-gadis yang mengaguminya tentunya.

Siang berganti senja. berarti matahari hendak kembali ke peristirahatannya. Cika pun kembali pulang kerumahnya bersama dengan nina.
"Cik., aku nginap yah dirumah kamu, Orang dirumah pada ke kampung, ada acara keluarga. Malas sendiri dirumah. Nginap yah" minta nina
"Oke bos. apa sih yang nggak buat bestfriend" ujar cika
"Habis magrib aku kerumah kamu" kata nina
Cika pun tiba di rumah
"Assalamualaikum" salam cika
"Sudah pulang, ganti baju cepat sana, trus sholat" ujar mama
"Iya mamaku sayang" ujar cika
Jam 7 lewat seperempat. Nina datang membawa dirinya dan beberapa perlengkapannya, yang cukup simpel untuk ukuran cewek. Maklum nina sosok yang jauh berbeda dengan cika yang girly. Nina dengan pembawaan yang sedikit tomboy, dengan ransel di punggungnya, sepatu converse, kemeja kotak-kotak atau kaos panjang oblong dan jeans panjang. yang menjadi gaya andalannya. Dua sosok sahabat yang jauh berbeda karakter dan penampilan.
"Aku kalau masuk nih kamar, mata jadi silau cik" Kata nina
"Baguslah, jadi mata kamu jadi segar. Hahahaaha" ujar cika
"Huuftt semester baru, dan tumpukan tugas yang baru juga nantinya. Perlu persiapan amunisi nih cik. Hahahaha" kata nina
"Iya tapi tak apalah yang penting di kampus masih bisa liat tuh idola aku" Ujar cika dengan genitnya
"Kak rian lagi, kak rian lagi. Kayaknya di otak kamu tuh sudah bersemayan sosknya kak rian" ejek nina
"Gitulah nin, eehh aku mo nanya kalau diliat-liat dari tipikal kak rian, dia itu tertarik sama cewek gimana sih?. Kamu kanpaling ahli dalam masalah ini nin." Puji cika
"Yah tentu saja sama cewek yang nggak norak sepertimu. Yang sederhana, feminim, dan cerdas seperti dia.Hahahaaha..:Jawab nina
"Eeehhmm sepertinya. Aku jadi minder. liat aja nin berapa banyak yang dah deketin lebih oke daripada aku tapi tidak ada yang ampuh. Dari senior, anak kampus laen, anak fakultas laen. Heran aja. Apa dah ada yang punya yah?? Ujar cika
"Ahh nggak mungkin, teman-temannya bilang dia mah masih single alias jomblo. Gitu aja mungkin orangnya. Milih-milih cewek" Jawab Nina.
"Jadi aku harus apa dong" tanya cika
"Ubah tuh penampilan ngejreng kamu, aku saja aneh liatnya apalagi cowok idaman kamu ituh" Ujar nina
"Ah, nggak mau ahh. Harus terima aku apa adanya" Jawab cika
"Hahahahah. Yang sabar yah." Ejek nina.

Hari-demi haripun telah berlalu, cika larut dengan kesibukan kuliah dan aktivitas organisasi yang padat. Dengan tumpukan tugas-tugas, kertas, pulpen, penggaris, coreldraw, Arcgis, dan sejenisnya.
Hingga pada suatu waktu cika dihadapkan dalam sebuah aktivitas yang mengharuskan dia intens bertemu dengan si pujaan hatinya Rian. Bersama dengan teman angkatannya dan tentunya sahabat-sahabatnya nina dan Sarah.
"Kesempatan memang tidak pernah hilang, justru datang sendirinya. Aku punya kesempatan dekat sama kak rian. Bayangin kan." Ujar cika dengan sumringah.
"Iya, kesempatan cik buat kamu. pedekate. Jangan dilewatkan" ujar Sarah.
"Bagus juga dia jadi ketua kegiatan pameran arsitektur ini. Jadi bisa berlama-lama natap tuh wajah" Kata cika
"Semangat ngejar cinta idola. Hahahaha" ejek nina
"Teruskan perjuangan cintamu kawan" Support Sarah

Ini adalah sebuah keuntungan buat cika melakukan aksi pendekatan dengan Rian sang pujaan hati. Cika jadi lebih bertanggung jawab dengan kegiatan, rajin mengikuti  rapat kegiatan, penggalangan dana, sampe urusan kecilpun yang melibatkan Rian pasti disikatnya. Hanya untuk mendapatkan perhatian si senoirnya itu. Sahabt-sahabatnya pun dibuat keheranan dengan sikap cika yang berubah drastis yaitu "Mendadak aktif di kegiatan lembaga" Hingga kegiatan itupun selesai. Hingga suatu hari Rian menyapa terlebih dahulu Cika dengan ramah. Hal yang tak biasa dilakukan oleh seniornya itu terhadap perempuan.
"Hai cika, gimana kabar kamu? Sombong amat sih" Ujar kak Rian
"Hai kak, baik kak. Aku nggak sombong kok kak" Jawab cika dengan perasaan deg degan.
"Punya waktu nggak hari minggu, ada seminar di Auditorium. Mau ikut? Ajak Rian
"Hah??? Minggu., ada kak. Iya aku mau kak." Dengan sedikit kikuk cika menjawab dengan rona pipi yang mulai memerah.
"Kita ketemuan disana yah, jam 8. Makasih cika." kata Rian dengan wajahnya yang berseri

Sejenak Cika berdiri kikuk, tak menyangka barusan Rian mengajaknya. Hingga panggilan sahabat-sahabatnyapun diacuhkannya. Ada guratan malu-malu, senang, serta rona pipih yang memerah di wajah cika.
"Hei, kamu tuh dipanggil nggak nyahut-nyahut." Sahut nina
"Iya nih. apaan sih.?Seneng banget" tanya Sarah
"Hehehe eehh sorry sorry. Kalian tau nggak, Kak rian ngajak aku ke seminar berdua!!!" Kata cika dengan gembira.
"Wah wah ada perkembangan nih." Jawab Sarah
"Bagus bagus. Lanjutkan. Hahahaha" ujar Nina
"Sar, bantu aku yah dandan yang simple tapi girly. Kamu kan ahlinya" ujar Cika
"Jadi kmu mau ninggalin gaya bling-bling kamu.?" tanya Nina
"Ya iyalah Nin. Masa' aku harus dandan kayak tante-tante." Ujar Cika
"Lahh baru nyadar" ejek Nina
"Oke-oke miss bling-bling" Jawab Sarah
"Makasih sayang-sayang" Ujar Cika dengan Bahagia.

Hari minggu, Cika pergi dengan gaya sederhana namun terlihat feminin, jauh dari kata "ngejreng" yang biasa di dirinya. Dan pada hari itu, predikat "Miss Bling-Bling" terlepas dari dirinya.
Hingga orang-orang dirumahnya pun dibuat heran dengan gaya barunya.
Sesampai di tempat, tampak Rian sudah menunggu.Dengan jarak 70 meter Cika sudah mampu mengenal sosok pujaan hatinya. Dengan setelan kemeja hitam khas anak teknik dan jeans hitam. Hati Cika berdebar dengan kencang, hingga tangannya pun berkeringat. Rian sudah terenyum menatapnya. Mereka memasuki ruangan auditorium. Tampak suasana auditurium dipenuhi orang-orang yang hendak menonton seminar Arsitektur yang dibawakan oleh salah satu arsitek terkenal Indonesia dan tokoh arsitek luar negeri. Beberapa saat mereka berbincang hanya sekedar basa basi untuk menghangatkan suasana yang kikuk karena Cika yang terlalu malu dan deg-degan sehingga ingin batuk saja susah.
"Gaya bling-bling kamu mana cika? Biasanya dengan gaya itu.Hehehehe" Ujar Rian
"Dah bosan kak dengan gaya tuh, coba yang simple aja. "Jawab Cika dengan malu-malu
"Padahal unik loh." Jawab Rian
"Hehehe. Iya kak" Balas Cika
"Eehh., kamu sama-sama terus yah sama geng kamu" celoteh Rian
"Kadang-kadang juga nggak bareng kak. Kalau ada kesibukan masing-masing" Jawab Cika
"Ooh gitu yahh. Biasanya cuman Sarah dan Nina yang sering aku liat, karena sering aktif di lembaga" ujar Rian
"Oohh Sarah dan Nina  kak. Iya emang dia gitu kak.." Jawab Cika
"Trus kamu? gimana?. Habis ini kita lunch bareng yah. ujar Rian
"Hehehe tergantung moodnya kak, kalau lagi mau sibuk di lembaga. iya kak" jawab Cika malu-malu

Acaranya pun selesai. Mereka kemudian menuju salah satu resto yang cukup favorit dikalangan muda. Tempatnya sangat cozy dengan nuansa "Romantic". Penataan ruangan yang nyaman dan hiasan-hiasan yang cantik. Siapapun cewek yang lagi proses pedekate dibawa kesini, pasti akan mengira bakalan ditembak sama si cowok. Begitu pula dengan perkiraan Cika, yang berfikir akan ditembak di resto ini.
Jantung Cika masih berdegup kencang, tambah kencang tak seperti sebelumnya. Pipihnya pun sudah merona merah tanda tersipu malu. Pikirannya sampe hilang konsentrasi hingga nyaris menabrak tembok tepat di depannya karena terus menunduk. Rian memilih meja tepat disamping jendela dan dibelakangnya dihiasi bunga-bunga. Cukup memperkuat dugaan cika. Merekapun duduk dan tampak terlihat kikuk sama sekali. Sesekali memandang keluar jendela untuk menghindari deg-degan agar tak terlalu nampak.
Rian memulai dengan pembicaraan, dengan diawali batuk kecil sebagai aba-aba "Sudah cukup malu-malunya, mari kita bercakap"
Rian banyak menanyakan hal tentang Cika. baik itu seputar mata kuliah, dosen-dosen killer, hubungan pertemanannya, aktivitas hariannya, hingga keluarganya. Percakapan itu berlangsung dengan santai dengan sesekali candaan satu sama lain. Hingga Rian mengutarakan sesuatu. Dengan serius dan memandangi cika dengan tajam, membuat cika jadi salah tingkah.
"Cika., menurut dek, kak gimana sih?" tanya Rian
"Menurut aku kakak baik kok, cerdas, dan ramah" kata Cika malu-malu.
"Ooh gitu" guman Rian
"Iya kak," ujar Cika.
Wajah Cika seketika memerah, dan fikiran jika "Kak Rian bakalan nembak dirinya" makin menjadi-jadi. Dilihat dari sorot mata idolanya itu menatap Cika yang tajam.
"Gini Cika, sebenarnya eehh... sebenarnya" ucap Rian

Dalam hati Cika terus berguman "Ayo kak, utarakan, aku pasti bilang iya!!"
"Sebenarnya apa kak?" tanya cika
"Eehhmm sebenarnya kakak suka de.. dengan.." ujar Rian malu-malu
"Siapa kak?" tanya Cika
"...SARAH.." kata Rian dengan deg-degan
Seketika hati Cika jadi kaku sekaku batu., kakinya sulit bergerak. bibirnya tak mampu berkata apapun. Apa dipikirkannya jauh dari kenyataan. Ternyata Sang Idolanya menyukai sahabatnya sendiri yaitu Sarah.
"Sebenarnya, kakak sudah lama suka dengan temanmu Cika, tapi kak Rian nggak tau harus mulai dari mana deketinnya. Cika orang yang dekat dengan Sarah, dan kakak liat orangnya supel. Jadi kakak pikir, mungkin cika bisa bantuin kakak. Bisakan?" ujar Rian
"Ehh.. Iy.iya kak" jawab Cika dengan kaku dan sedikit jutek
"Hehehe makasih Cika yang cantik" puji Rian
Makanan pun sudah datang.. Tapi nafsu makan cika sudah hilang, makanan itu serasa sudah tak mampu masuk di tenggorokan cika akibat penuturan Rian yang bagaikan sambaran petir buat hatinya. Cika serasa ingin segera beranjak dari tempat itu, menangis sejadi-jadinya dikamar, menyesal atas rasa pedenya yang terlalu tinggi. Menghapus jejak sang idola dalam hati.
Dan terlebih menyakitkan dia harus menjadi mak comblang antara sahabat dan pujaan hatinya..



SELAMAT MEMBACA ^0^






0 comments on "Ms.Bling-Bling"

Post a Comment


Extended Network Banners
 

Mademoiselle Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea