Menunggu dirimu itu
Tak seperti menunggu kereta di stasiun
Yang mungkin hanya membutuhkan beberapa jam
Menunggu dirimu itu
Tak seperti menunggu hujan
Yang mungkin hanya membutuhkan beberapa bulan
Telah lama kuberdiri disini..
Tak selangkahpun ku meninggalkan tempat ini
Masih dengan rona senyum yang menghiasi..
Hujan berganti kemarau,.
Siang berganti malam
Hati tak merasa lelah untuk menunggu
Tubuh tak sedetikpun mengeluh akan letihnya menunggu
Kamu..
Entah dirimu sadar ataupun tidak akan penantianku
Entah dirimu telah mampu memandangku
Memandang betapa kerasnya kuberjuang disini
Dirimu yang masih mengacuhkanku
Arahkanlah kedua mata itu kepadaku
Aku disini dengan sejuta harapan yang menggelantung
Hingga mengepul diatas awan-awan yang disinari sang senja yang menghangatkan
Akan dirimu dan aku hingga menjadi kita
Kadang terasa sesak di dada
Kadang terasa sakit
Kadang terbesit untuk ku beranjak dari tempat ini
Hingga kau sadar akan itu
Atau lebih baik kau tak sadar akan itu
Hingga tak ada perih yang terlalu menyakitkan
Hingga diriku saja yang tahu ku menunggu
Dan ketika hal itu akan terjadi
Diriku tak mampu lagi kembali dengan harapan tentangmu
Harapan yang telah berhembus bersama angin
Hingga menjadi kepingan-kepingan kenangan pahit
Yang hanya cukup untuk dikenang, tidak untuk kembali
Labels
- Bacaanku (1)
- Bahasa Inggris (1)
- Belajar Islam (5)
- Catatanku (31)
- Cerpenku (2)
- Education (1)
- Family (1)
- Ilmu (1)
- Just Me (10)
- Masak (1)
- Me anD Friends (5)
- Movie Quotes (1)
- My favorite Place (1)
- Our Story (2)
- Story (1)
- Tauhid (2)
- Tugas (6)
Followers
Find me on Fb
Saturday, September 26, 2015
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Saturday, September 26, 2015
Waiting for Certainty
Menunggu dirimu itu
Tak seperti menunggu kereta di stasiun
Yang mungkin hanya membutuhkan beberapa jam
Menunggu dirimu itu
Tak seperti menunggu hujan
Yang mungkin hanya membutuhkan beberapa bulan
Telah lama kuberdiri disini..
Tak selangkahpun ku meninggalkan tempat ini
Masih dengan rona senyum yang menghiasi..
Hujan berganti kemarau,.
Siang berganti malam
Hati tak merasa lelah untuk menunggu
Tubuh tak sedetikpun mengeluh akan letihnya menunggu
Kamu..
Entah dirimu sadar ataupun tidak akan penantianku
Entah dirimu telah mampu memandangku
Memandang betapa kerasnya kuberjuang disini
Dirimu yang masih mengacuhkanku
Arahkanlah kedua mata itu kepadaku
Aku disini dengan sejuta harapan yang menggelantung
Hingga mengepul diatas awan-awan yang disinari sang senja yang menghangatkan
Akan dirimu dan aku hingga menjadi kita
Kadang terasa sesak di dada
Kadang terasa sakit
Kadang terbesit untuk ku beranjak dari tempat ini
Hingga kau sadar akan itu
Atau lebih baik kau tak sadar akan itu
Hingga tak ada perih yang terlalu menyakitkan
Hingga diriku saja yang tahu ku menunggu
Dan ketika hal itu akan terjadi
Diriku tak mampu lagi kembali dengan harapan tentangmu
Harapan yang telah berhembus bersama angin
Hingga menjadi kepingan-kepingan kenangan pahit
Yang hanya cukup untuk dikenang, tidak untuk kembali
Tak seperti menunggu kereta di stasiun
Yang mungkin hanya membutuhkan beberapa jam
Menunggu dirimu itu
Tak seperti menunggu hujan
Yang mungkin hanya membutuhkan beberapa bulan
Telah lama kuberdiri disini..
Tak selangkahpun ku meninggalkan tempat ini
Masih dengan rona senyum yang menghiasi..
Hujan berganti kemarau,.
Siang berganti malam
Hati tak merasa lelah untuk menunggu
Tubuh tak sedetikpun mengeluh akan letihnya menunggu
Kamu..
Entah dirimu sadar ataupun tidak akan penantianku
Entah dirimu telah mampu memandangku
Memandang betapa kerasnya kuberjuang disini
Dirimu yang masih mengacuhkanku
Arahkanlah kedua mata itu kepadaku
Aku disini dengan sejuta harapan yang menggelantung
Hingga mengepul diatas awan-awan yang disinari sang senja yang menghangatkan
Akan dirimu dan aku hingga menjadi kita
Kadang terasa sesak di dada
Kadang terasa sakit
Kadang terbesit untuk ku beranjak dari tempat ini
Hingga kau sadar akan itu
Atau lebih baik kau tak sadar akan itu
Hingga tak ada perih yang terlalu menyakitkan
Hingga diriku saja yang tahu ku menunggu
Dan ketika hal itu akan terjadi
Diriku tak mampu lagi kembali dengan harapan tentangmu
Harapan yang telah berhembus bersama angin
Hingga menjadi kepingan-kepingan kenangan pahit
Yang hanya cukup untuk dikenang, tidak untuk kembali
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment