Kalian berlalu lalang disepanjang bangunan.
Tempat orang-orang mengais ilmu.
Mereka mengatakannya sebuah sekolah.
Kalian bagaikan pebisnis ilmu dan saudagar nilai.
Kalian jadikan tempat itu sebagai lahanmu.
Tempat kau menambah pundi-pundi emasmu.
Bagai seekor lintah yang kehausan.
Engkau menghisap darah para pengais ilmu itu.
Dengan iming-iming sebuah deretan angka-angka.
Di setiap lembar bersampul merah, dan biru.
ah, Aku bingung aku resah
Dimanakah letaknya salah
Sudah sekolah sudah kuliah
Keluar-keluar kok malah jadi lintah ,
Kami yang ada di sini
Cuma bisa jadi pemimpi
Bermimpi sepuas hati
Setelah bangun menangis lagi
Bukan itu yang kuharapkan
Pendidikan murah yang kuinginkan
Pendidikan yang bisa merubah
Semua kezholiman menjadi keadilan!
Hey, kalian.
Lupakah kalian akan gelar mulia yang kalian genggam?
Lupakah kalian akan amanah yang kalian emban ?
Amanah dari Tuhan, Bangsa, dan masyarakat.
Apakah kalian menciptakan sebuah nepotisme pendidikan ?
Bahwa orang yang mempunyai dollar yang bisa kalian rangkul.
Dan memalingkan wajah dari mereka yang bergubuk reyok yang membawa bakul.
Kini, aku tak pernah lagi melihat pahlawan bersepeda tua.
Kini, aku tak pernah lagi mengunjungi pahlawan bergubuk tua.
Yang ada hanya para pahlawan berseragam berkemudikan kereta mewah.
Yang ada hanya para pahlawan berseragam bergubuk mewah dengan istal-istal yang wah.
Sebuah ironi, keadaan pendidikan di negeri ini.
0 comments:
Post a Comment